Suatu cara, menjadikan manusia memiliki ukhuwah. Perjalanannya
telah banyak melewati curam, jurang, bukit, bahkan dapat melihat pemandangan
yang indah, mempererat ukhuwah itu. Sejatinya daun yang memiliki embun diujung
pelupuknya saat pagi hari. Sejatinya bintang yang setia menemani langit cerah
malam. Sejatinya awan putih yang mengambang di cakrawala langit biru. Sejatinya
pula manusia yang tentu membutuhkan manusia lain. Ukhuwah.
Mereka.
Mereka tidak saling mengungkapkannya, secara langsung. Namun,
bukankah perasaan tidak harus selalu diungkapkan? Hanya dengan sikap, cara
bertutur, cara bertatap, sungguh cermin dari isi hati. Mereka tidak mengenal
‘proses’ itu. Hanya menjalani ukhuwah yang ada, mengalir apa adanya. Mereka
tahu batas-batasnya. Begitulah layaknya ungkapan Tere Liye yang mengalir apa
adanya, berkujam liar dengan imajinasi-imajinasi melayang. Itulah. Ukhuwah.
di duabelas ipa3, 2014
>wie-st
^stay and enjoy with my Blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar